Latar Belakang
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah program sekaligus aksi global yang dicanangkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di tahun 2015 untuk mengatasi permasalahan kemiskinan, melindungi bumi, dan memastikan kelangsungan hidup manusia pada tahun 2030 dalam keadaan damai dan sejahtera. Dari 17 goals yang ditetapkan pada SDGs, goals ke-9yaitu industry, innovation, infrastructure sangat memiliki hubungan yang erat dengan keilmuan teknik sipil. Kegiatan pembangunan infrastruktur dan inovasi pada sektor tersebut merupakan pendorong penting pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Dengan lebih dari setengah populasi dunia tinggal di kota, transportasi massal dan energi terbarukan menjadi semakin penting, seperti halnya pertumbuhan industri baru dan teknologi informasi pada dunia komunikasi. Pada aspek inilah diharapkan peran yang signifikan dari peneliti, praktisi, regulator khususnya yang terkait dengan aspek pembangunan untuk turut serta aktif mengambil perannya dalam mencapai tujuan tersebut.
Pada dasarnya, SDGs ini berhubungan dengan pembangunan yang bersifat berkelanjutan. Makna dari berkelanjutan sendiri dapat diartikan sebagai suatu sifat pembangunan yang mampu memberikan dampak, baik itu bagi manusia maupun lingkungan secara terus menerus dan terkoneksi satu sama lain. Seorang sarjana/lulusan teknik sipil dengan segala bekal keilmuan yang dimiliki tentu saja diharapkan mampu untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, perawatan, serta pemeliharaan konstruksi yang terintegrasi dan berkelanjutan. Hakikat dari keilmuan teknik sipil yaitu menyediakan infrastruktur yang berkaitan dengan kebutuhan manusia di bumi, tentu saja perlu diimbangi dengan perkembangan zaman yang menuntut aspek kesinambungan dalam pelaksanaannya.
Dalam beberapa dekade terakhir, sudah cukup banyak penelitian pada teknik sipil yang secara tidak langsung telah mengarah pada pencapaian SDGs. Pada bidang keahlian teknik struktur, material beton yang ramah lingkungan seperti penggunaan beton daur ulang, penggunaan limbah sebagai material pengganti agregat, dan masih banyak lagi alternatif penggunaan material yang dapat mengurangi kebutuhan terhadap eksploitasi material alam maupun peninggalan jejak karbon yang merugikan lingkungan. Tidak hanya itu, semakin banyaknya perkembangan keilmuan pada bidang teknik struktur terkait evaluasi dan rehabilitasi seismik pada bangunan, yang berdampak pada semakin minimnya kegiatan pembongkaran bangunan yang tentu saja akan merugikan pemilik bangunan maupun lingkungan.
Perkembangan teknologi di dunia konstruksi, seperti penggunaan BIM juga memiliki peran dalam mencapai SDGs, yaitu dengan menggunakan BIM maka diharapkan akan ada keterpaduan antara proses desain dengan konstruksi sehingga proses penyediaan infrastruktur akan lebih tepat sasaran, hal tersebut juga tentunya mendukung upaya untuk mewujudkan zero waste.
Konsep untuk mewujudkan infrastruktur yang berkelanjutan sesuai dengan tujuan SDGs juga telah diterapkan dalam berbagai pembangunan, salah satunya adalah konsep pembangunan green infrastructure. Yaitu merupakan konsep pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan, misalnya dengan memanfaatkan energi terbarukan sebagai pembangkit listrik dalam usaha untuk mengurangi emisi karbon, pembangunan jalan tol hijau yaitu jalan tol yang dibangun dan atau dioperasikan berdasarkan konsep yang mengintegrasikan fungsi transportasi dan keberlanjutan ekologi berdasarkan pendekatan pembangunan berkelanjutan.
Dalam upaya menghadapi risiko longsoran dangkal pada suatu lereng, saat ini juga telah dikembangkan suatu konsep teknologi rumput vetiver. Vetiver system sangat praktis dan efektif untuk mengontrol erosi dan sedimentasi tanah, konservasi air serta stabilisasi dan rehabilitasi lahan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui konsep green infrastructure.
Dalam manajemen konstruksi saat ini telah banyak dilakukan upaya dalam rangka mengurangi waste untuk mencapai sustainability, misalnya dengan menggunakan lean construction (konstruksi ramping). Dimana dalam pelaksanaan konstruksi, dilakukan dengan menghilangkan aktivitas yang tidak ada nilai tambahnya, pemborosan (wastes) maupun kerugian (losses) dengan tujuan menghasilkan nilai tambah (value added) dalam suatu proyek.
Dalam manajemen infrastruktur yang berkelanjutan, tentunya manajemen aset infrastruktur juga sangat berperan penting. Manajemen aset juga berkaitan dengan sistem pemeliharaan infrastruktur sehingga diharapkan infrastruktur dapat memberikan manfaat jangka panjang atau sesuai umur rencana melalui beberapa metode, misalnya RCM atau Reliability Centered Maintenance yaitu upaya pemeliharaan infrastruktur dengan memperhatikan komponen- komponen yang paling kritis sehingga hal ini dapat mengurangi cost waste, labor waste atau material waste.
Usaha untuk mendorong percepatan tujuan pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan dengan pembangunan infrastruktur. Aspek pembiayaan berkelanjutan dalam perwujudan pembangunan infrastruktur tentunya juga perlu diperhatikan dalam rangka mendukung tercapainya goals SDGs. Tentu hal ini juga menuntut inovasi pembiayaan berkelanjutan, misalnya dengan melalui PPP (Public Private Partnership) yaitu bentuk kebijakan fiskal dan dukungan pemerintah dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.
Upaya untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan juga telah dilakukan melalui beberapa hal, contohnya adalah melalui program konservasi air yaitu dengan mengaplikasikan konsep Rain Water Harvesting (RWH) untuk menampung air hujan serta membangun sumur resapan untuk mengalirkan run off air hujan untuk ditampung didalam tanah sebagai cadangan air tanah yang berkelanjutan.
Mengingat pentingnya dari peran keilmuan teknik sipil dalam mencapai beberapa tujuan pada SDGs, maka Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil tahun 2022 ini dilakukan agar menjadi ajang pertukaran informasi dan pengetahuan, serta diharapkan mampu memberikan kontribusi terkait tercapainya goals di tahun 2030.
Maksud dan Tujuan
Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil secara umum dimaksudkan untuk menyediakan wadah saling tukar menukar informasi antar para lulusan dan mahasiswa Pascasarjana bidang Teknik Sipil mengenai perkembangan ilmu dan teknologi infrastruktur. Adapun tujuannya adalah:
Menyelaraskan penelitian-penelitian di bidang infrastruktur Memberikan masukan bagi perbaikan terhadap penelitian untuk meningkatkan kualitas penelitian di bidang infrastruktur, dan Menyediakan tempat belajar mahasiswa Pascasarjana Teknik Sipil dalam diskusi yang bernuansa akademis
Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil tahun ini merupakan KNPTS yang ke kedua belas yang secara umum dimaksudkan untuk menyediakan wadah bertukar informasi antar lulusan dan mahasiswa Pascasarjana bidang Teknik Sipil mengenai perkembangan ilmu dan teknologi rekayasa Teknik Sipil. Tujuan pelaksanaan Konferensi Nasional ini adalah:
- Menyelaraskan penelitian-penelitian di bidang teknik sipil
- Memberikan masukan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas penelitian di bidang teknik sipil
- Menyediakan tempat diskusi akademis bagi mahasiswa Pascasarjana Teknik Sipil, praktisi, dan pihak terkait kegiatan pengembangan rekayasa Teknik Sipil
Topik dan Peserta
Topik Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil meliputi bidang-bidang:
- Manajemen dan Rekayasa Konstruksi/Rekayasa dan Manajemen Infrastruktur
- Rekayasa Struktur
- Rekayasa Geoteknik
- Rekayasa dan Manajemen Sumber Daya Air
- Rekayasa dan Manajemen Transportasi
Adapun target peserta sebanyak 50 orang yang merupakan peserta pemakalah terseleksi, dengan sasaran:
- Kategori A:
Lulusan Pascasarjana Teknik Sipil S2 dan S3 (lulusan maksimal 2 tahun ke belakang) yang berkeinginan mengomunikasikan hasil-hasil penelitiannya (Tesis dan Disertasi)
- Kategori B:
Mahasiswa Pascasarjana Teknik Sipil S2 dan S3 yang sedang dalam tahap menyelesaikan kegiatan penelitian dan berkeinginan mengomunikasikan perkembangan penelitiannya;
- Kategori C:
Mahasiswa Pascasarjana Teknik Sipil S2 dan S3 yang sedang dalam tahapan penyusunan rencana penelitian dan berkeinginan mengomunikasikan Rencana Penelitiannya.
Tema Kegiatan
Tema yang diusung dalam Konferensi Nasional Pascasarjana Teknik Sipil Tahun 2022 adalah: ”Peran Keilmuan Teknik Sipil dalam Mencapai Sustainable Development Goals (SDG)”